"SUGENG RAWUH"
...Selamat datang, semoga catatan ini menginspirasi Anda

Senin, 24 Desember 2012

Perjalanan Panjang

Perjalanan panjang selalu dimulai tanpa persiapan. Sudah menjadi kebiasaan, berjalan tanpa rencana membuat sebagian orang merasakan petualang amat berarti. Tapi sebagian lain, merupakan perjalanan berisiko. 
Pagi tadi, Senin 24 Desember 2012. Tak mau kalah dengan perayaan orang lain, aku dan beberapa temanku, bisa disebut Dbell dan Punokawan (Dodo, Doko, Awall, Nia) beranjak dari rumah dan berencana pergi kerumah Meme (Ikha Ingin berkarya - akun fb). Rencana awal hanya ingin bakar ikan, masak dan makan, selebihnya melihat telaga yang ternama di kota Ponorogo, Jawa Timur. Yaps, Telaga Ngebel. Aku kurang tau sejarahnya kenapa diberi nama telaga ngebel. Mungkin si Meme lebih tau, hehe.
Oke kembali ke topik sebelumnya. Berangkat dari pukul 09.00 itu jam rumahku. Tapi jam rumah teman-temanku berbeda guys. Dan ngaret adalah kebiasaan yang terbiasa, haha. (Jangan marah yang tersinggung, cepat tua!!). 
Oya, kau tahu apa yang dibawa teman-temanku kerumah Meme. Ehem, karena dirumahnya lagi panen buah yang berambut, at list si Nia bawa rambutan deh. Lalu tak ketinggalan pemeran utama, yang mengubah rencana dan berkuasa haha, si Dodo. Dodo bilang, dalam rangka mengurangi populasi ikan nila di kolam miliknya, tanpa ampun nila-nila itu dipaksa untuk dimasak diberbagai tempat, salah satunya rumah Meme. Daripada bingung dengan cara menguranginya, lebih baik diberikan ke aku aja, hehe. Ngarep.com
Hem, oya aku udah bilang belum kalo si empunya nila, juga jualan nata de coco loh. Sayangnya, Nata de coco itu bikin aku linglung. Dan sebaiknya lupakan dan jangan bertanya kenapa nata de coco bisa membuatku linglung. So, selain bawa nila juga bawa nata pastinya. Dan dapat dipastikan, acara makan-makan tak terlewatkan dengan perbekalan yang semi lengkap itu. 
Jam 09.00-09.30 baru deh bisa berangkat kerumah Meme. Seperti biasanya, Meme selalu sibuk dengan penyambutan ada Es degan dengan nata (yang dibawa D***) dan berbagai camilan, tak lupa pula buah berambut eh rambutan, hehe. Nia bawa rambutan, ternyata meme juga menyiapkan rambutan, jadinya pesta rambutan nih. Santap tanpa ampun, hehe.
Dari rumah Meme, jarak ke telaga ngebel kira-kira dapat ditempuh dalam 10-15' perjalanan naik kendaraan bermotor. Kau tahu pastinya, setelah perut terisi penuh Aku dan Punokawan beranjak naik menuju ke telaga Ngebel. Semua pelengkapan kami tanggalkan, seperti helm, jaket. Semua itu bertujuan supaya bisa melalui portal pembayaran masuk telaga. Tapi mau gimana lagi, tampang kami tampang orang kota dan bapak-bapak penjaga portal tak bakal percaya jika kami mengaku jadi penduduk asli di daerahnya Meme. Alhasil, membayar tiket masuk dengan harga Rp 4500, 00 per orang. Tapi Meme, gratis!!!. Hanya bilang, Jati...pak!. Hem, cuma bilang gitu, masuk gratis. Benar-benar tampang berpengaruh sangat hahaha.
Setelah berhasil masuk, kami kehilangan fokus. "Mau ngapain di telaga? Liat Aer?". Dan kau tahu ternyata Meme menyimpan hasrat untuk melihat Air terjun Selorejo, yang terdapat di atas bukit daerah telaga ngebel. Itu semua adalah iming-iming Dodo. Hem, dan tanpa pikir panjang kami pun langsung tancap gas naik ke daerah tempat air terjun itu berada. Aku belum pernah kesana, begitu pula beberapa temanku, kecuali Dodo. Kami semua tak tahu seperti apa air terjunnya. Tapi sebelumnya kami merasa begitu penasaran dengan air terjun, ada hal yang tak boleh dilewatkan. Jalan menuju air terjun begitu menggoda iman. Jalan yang sempit dan tidak rata serta didampingi jurang yang terjal dan bukit yang siapa saja tahu bisa berpotensi longsor, membuat adrenalin kami terpompa. Jalanan awal sepertinya begitu mudah dilalui, namun jalan-jalan selanjutnya bisa membuat pertengkaran terjadi. Doko mulai ogah dengan perjalanan ini. Imannya sedang diuji, hehe. Sebagian dari kami mulai tak berpikir tujuan awal, hanya sebisa mungkin menaklukan jalan untuk bisa sampai ditempat tujuan dengan selamat, itu saja. Awan mulai menunjukkan tanda-tanda tak bersahabat. Setelah hampir sepertiga perjalanan, hujan deras pun turun, mengguyur semuanya. Kami basah. Dan juga mulai berniat untuk kembali ke telaga. Selama hujan, kami berteduh di sebuah masjid yang tampak sepi, padahal jam menunjukkan waktunya sholat dhuhur. Sayang sekali. Kau tahu selama diperjalanan beberapa dari kami, menahan "piss" dan akhirnya dapat tersalurkan meski dengan berbagai cara. Aku dan Nia pake cara bersih dan sehat, haha. Bukan bolang, jika tidak narsis haha. Sambil menunggu hujan reda, Meme, Dodo, Nia, Doko menyempatkan untuk memenuhi kebutuhan narsis mereka. Aku jadi tukang potret, sedangkan kakak pertama, Awall hanya bisa senyum melihat polah mereka. HEHEHE.








Beristirahat, berpose dan setelah sholat dhuhur. Akhirnya, keputusan diambil. Kembali ke telaga tanpa adanya keraguan untuk melihat air terjun yang dituju. Yaps, setelah hujan deras tadi dapat dipastikan jalan setapak menuju air terjun bakal becek dan juga gak ada ojek hehe. Daripada terjadi hal-hal diluar dugaan, kami memutuskan pulang kerumah Meme. Ditengah perjalanan, kami juga menyempatkan untuk berpose, sekedar mengambil gambar untuk dokumentasi kalo kami memang benar-benar telah melalui jalan terjal menuju air terjun hehe. 
Kepulangan kami, disertai hujan deras yang lama beud berhentinya. Sampai-sampai kedinginan menjalar, alhasil mencari tempat berteduh lebih dulu. Kecuali dua temanku, Meme dan Nia, mereka menerjang hujan. Mungkin udah minum tolak angin ya, mereka, hehe. Setelah lama menunggu hujan reda, akhirnya kami berempat, Aku, Dodo, Doko dan Awall turun menuju rumah Meme. Aku dan Doko, tertinggal cukup jauh karena aku menyempatkan foto di dekat telaga hehe. Sesampainya dirumah Meme, kebiasaan yang terbiasa pun terjadi, makan siang sudah siapkan oleh tante (ibunya Meme), datang bawa ikan mentah, pulang dari mbolang tu ikan sudah siap santap, memang tante jempolan hahaha.
Dan ............................................................................................... Selama makan gak ada yang bicara, soalnya lagi nafsu-nafsunya. SMP (sudah makan pulang), gak pake tu basa-basi, makan selesai, diberesin, pamit pulang. Hem, dasar gak tau adat, haha. Aku ikut saja dengan teman-teman, karena kan aku nebeng, kalo ditinggal bisa berabe, hehe. 
Yaps, itulah sedikit cerita perjalanan puannjanggg ku hari ini. Semoga dilain waktu bisa melihat air terjun yang sangat indah, menurut pendapat orang sekitar yang aku wawancarai saat numpang ke kamar kecil. Dan yang pasti, sepertinya Doko gak bakal mau diajak naik ke temat air terjun, dia bilang kalo jalannya sudah dibenahi dia akan ikut. Hehe, tapi kapan ya, jalan ke arah air terjun akan dibenahi,??? tanya pemerintah daerah kota PO ahh,,.
Sip, sampai jumpa dilain kesempatan. Dan pastinya jalan-jalan makan-makan. :p



dbell

Sabtu, 21 Juli 2012

Tugas Operasi Riset Met. Transportasi

PEND. MATEMATIKA 6 B 
Makalah untuk tugas penelitian 
Matakuliah Operasi Riset 
Pengampu. Reza Kusuma S, S. Pd

Optimalisasi Biaya Transportasi Pembudidayaan Ikan Air Tawar Berdiversifikasi Lahan
       
Oleh : Kelompok 
Danu Wulandoko (09411.051) 
Desi Eka Nugrahini (09411.055) 
Digdo Purnama Yoga (09411.074) 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
IKIP PGRI MADIUN 
2012 

Deskripsi Eksperimen 

Dunia tampak sedih dengan krisis pangan yang melanda beberapa Negara terutama Negara berkembang. Indonesia memiliki berbagai potensi alam yang harus dikembangkan secara maksimal terutama potensi perikanan, sebagai salah satu subsector bidang pertanian. Indonesia masih patut berbangga dengan sebutan sebagai Negara maritim karena memiliki laut luas di 17.508 pulau terdiri dari 30% hutan mangrove dan 15% terumbu karang dunia ada di Indonesia, dan sumber daya ikan berasal dari perairan pesisir. Indonesia memiliki banyak potensi hasil perikanan yang merupakan penyumbang devisa Negara. Dewasa ini, dunia perikanan dikejutkan dengan adanya paper internasional dalam Jurnal Science edisi 31 Juli 2009 menampilkan “Rebuilding Global Fisheries” yang ditulis oleh tim internasional dengan 19 co-authors. Dalam paper tersebut disebutkan bahwa stok perikanan di laut akan punah pada tahun 2048, apabila tidak dilakukan pengendalian penangkapan. Walaupun hasil laut seperti ikan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui namun tidak semua spesies ikan dapat berkembang biak secara cepat dan dalam jumlah yang besar. Kebutuhan akan ikan meningkat drastis seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi ikan. Di balik baunya yang amis, ikan memiliki kandungan lemak tak jenuh dan omega 3 sekitar 5-35% dari bobot tubuh ikan. Kandungan di dalam ikan sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, karena lemak tak jenuh dan omega 3 mudah dicerna tubuh dan tidak disintesis oleh tubuh. Secara tidak langsung, hasil perikanan menyumbang peningkatan asupan gizi masyarakat untuk kecerdasan anak bangsa. Di samping itu, ikan dapat meningkatkan daya ingat, kesehatan pembuluh darah, imunitas dan mengandung antioksidan sehingga pemerintah dalam hal ini mencanangkan program Gemarikan yakni Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan. Masyarakat menanggapi positif program pencanangan pemerintah dengan membuat tambak ikan di daerah pantai. Berbeda dengan masyarakat yang tinggal di pedesaan, membudidayakan ikan dengan membuat kolam ikan yang berisi air tawar. Pembuatan kolam pun juga disesuaikan lahan yang ada sehingga tetap mampu memenuhi kebutuhan akan ikan. Dalam membudidayakan ikan juga menimbulkan berbagai masalah disamping keuntungan yang didapat. Melalui penelitian (riset) dengan judul Optimalisasi Biaya Transportasi Pembudidayaan Ikan Air Tawar Berdiversifikasi Lahan dengan sesuai pemenuhan tugas mata kuliah Operasi Riset. 

PEMBAHASAN 

Kebutuhan pangan di Indonesia dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat banyak memberikan peluang bagi siapa saja yang mau memanfaatkannya. Apalagi kekayaan alam Indonesia sangat melimpah sehingga sangat mendukung dalam pengembangan usaha pangan. Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia sangat diuntungkan dengan curah hujan yang cukup tinggi sehingga mendukung pengairan baik untuk pertanian maupun perikanan air tawar. Menanggapi kebutuhan akan konsumsi ikan yang semakin meningkat, masyarakat telah mampu memprediksinya dengan mendirikan usaha dibidang perikanan. Seperti potensi akan kebutuhan ikan air tawar di wilayah Madiun cukup besar dimana selama ini untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus dipenuhi dari luar kota. Berawal dari keinginan untuk menambah penghasilan dan untuk menangani kesulitan ekonomi yang membelit pada awal tahun 2004, Ibu Siti Aisyah seorang warga Dusun Pikatan Desa Krandegan Dolopo memiliki sebuah gagasan untuk melakukan wirausaha, pada awal usaha dimulai dengan membangun kolam besar ukuran 8x3,5 m sebanyak 1 buah. Dengan kondisi aliran irigasi yang cukup baik untuk pembesaran ikan, wilayah tersebut sangat prospek untuk budidaya ikan air tawar. Selain itu, kelebihan budidaya ikan air tawar dibanding binatang ternak yaitu tidak membutuhkan modal yang cukup besar tetapi hasilnya cukup maksimal serta pemeliharaan yang relatif mudah. Dan, ide yang muncul saat itu adalah budidaya ikan lele. Pembudidayaan yang dilakukan di Desa Krandegan Rt.15/Rw.03 Kecamatan Kebonsari ini awalnya menggunakan 5000 bibit ukuran 3 cm untuk 1 kolam berukuran 8 x 3,5 m, bibit tersebut diambil dari dusun Sedoro, desa Kaibon, Kec. Geger, Kab. Madiun. Dengan bibit yang digunakan dapat memanen ikan lele sebanyak 400 – 500 kg perkolamnya dan dengan harga pakan pada saat itu (th. 2004) sebesar Rp 135.000,-, dengan harga pakan yang murah dan harga jual lele pada saat itu mencapai 7-8 ribu rupiah per/kg, peternak lele menuai keuntungan yang kurang lebih cukup. Bukan usaha jika tidak mempunyai kendala, ternak ikan yang dikelola Ibu Siti Aisyah juga tidak lepas dari kendala. Kendala-kendala yang terjadi dari tahun ke tahun sebagai berikut : 
  1. Tahun awal pembudidayaan (th. 2004), kurangnya pengalaman dalam pembudidayaan membuat hasil budidaya ikan lele tidak maksimal, terdapat banyak ikan yang mati sebelum panen, dalam perawatan kolam ikan juga terdapat kendala (seperti ambrolnya kolam). 
  2. Tahun 2004-2009, selain kendala yang terjadi disisi lain penjualan ikan lele juga menampakkan hasil, mulai banyak tengkulak atau spekulan yang mengambil hasil panen lele, dan usaha pun semakin berkembang. 
  3.  Mulai th. 2004, akibat adanya kenaikan BBM membuat harga pakan yang semakin lama semakin meningkat tanpa diimbangi harga jual lele yang cenderung tetap membuat pembudidayaan tersendat. Selain itu ulah spekulan tengkulak membuat petani ikan tercekik dengan keuntungan yang menipis dan kegagalan. 
  4. Keadaan yang semakin menekan perekonomian lambat laun membuat pembudidayaan lele gulung tikar pada tahun 2009. 
  5. Setelah kegagalan dalam pembudidayaan lele (tahun 2009), petani atau peternak ikan langsung beralih untuk membudidayakan ikan nila. Harga jual ikan nila yang relatif tinggi dipasaran dan harga pakan yang seimbang harga pakan ikan lele, membuat ikan nila mampu bersaing. Keuntungan yang didapat pun semakin menampakkan hasil. 
  6. Membudidayakan ikan, tidaklah semudah memasaknya. Kendala dari luar seperti harga bibit, harga pakan bukanlah kendala besar. Kendala besar justru datang dari petani atau peternak ikan sendiri, hingga mengalami stagnan dalam pembudidayaan ikan. 

TEKNIK BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR 

Persiapan Kolam

Ikan Nila 
Jenis kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan nila yaitu kolam tanah dengan jenis tanah bertekstur liat atau liat berpasir, apabila kolam yang dimiliki kolam beton/cor, sebaiknya pada dasar kolam diisi dengan pasir atau tanah kurang lebih setinggi 2 – 3 cm, ini berfungsi untuk tempat berlindung dan menjaga suhu kolam serta sebagai tempat bertelur. Kedalaman kolam sebaiknya berkisar antara 0,5-1 m. Kedalaman ini berperan dalam menentukan tingkat kesuburan kolam dimana kedalaman kolam berpengaruh pada masuknya sinar matahari yang berperan pada proses fotosintesis sehingga menyebabkan tersedianya makanan alami bagi ikan di dalam kolam. Pada kolam sebaiknya memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran air. Hal ini penting dalam mengatur sirkulasi air di kolam. 
Ikan Lele 
Pada umumnya pembudidayaan ikan lele ini tidak jauh berbeda dengan ikan nila, ikan ini juga lebih cepat tumbuh besar pada kolam tanah dibandingkan kolam beton ataupun kolam terpal, namun kedalaman kolam yang ideal adalah disisakan 20 – 30 cm dari batas atas kolam yang dimiliki. 
Ikan Mas 
Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. 
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum dilakukan pengisian air pada kolam : 
  • Kolam dikeringkan dan dijemur selama 4-7 hari atau sampai tanah dasar kolam retak-retak apabila kolam dari tanah, dan apabila kolam beton/cor cukup isi dengan air (diamkan selama 7 hari) setelah itu buang airnya. Hal ini berguna untuk membasmi hama dan bibit-bibit penyakit. 
  • Pemberian garam non yodium pada kolam dengan dosis 10-25 gr/m2. Tujuannya adalah untuk membasmi bibit – bibit penyakit yang masih terdapat di dasar kolam dan selain itu juga dapat meningkatkan pH air. 
  • Pemupukan kolam. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang. Hal ini perlu karena sifat ikan nila yang menyukai pakan plankton. Pupuk kandang paling baik diberikan pada awal persiapan kolam dengan dosis 250 gr/m3. 
  • Pengisian air kolam. Sumber air dapat berasal dari sungai, danau, mata air atau air sumur. Untuk pengisian pertama, kolam diisi air hingga ketinggian 20 – 50 cm dan dibiarkan selama 7 hari atau sampai tumbuh lumut. Hal ini berguna untuk tumbuhnya makanan alami di kolam. 
  • Pemasangan pipa diatas kolam. Pasang pipa ukuran kecil diatas kolam untuk mengalirkan air masuk ke dalam kolam, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kadar 02 dalam kolam serta untuk meningkatkan keaktifan ikan nila dalam bergerak (pipa ini dialirkan pada siang hari). 
Penebaran Benih
Ikan Nila 
Ciri-ciri benih yang baik adalah yang berwarna cerah dan pergerakannya lincah. Untuk padat penebaran yang dianjurkan berkisar 15-20 ekor/m2. Tergantung dengan ukuran benih. Sebelum ditebar benih disucihamakan terlebih dahulu dengan direndam pada larutan Kalium Permanat (PK) atau malachite green atau garam dapur selama 1-2 hari. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat penebaran, dilakukan aklimatisasi yaitu dengan cara memasukkan kantong benih ke dalam kolam sehingga air kolam masuk ke wadah benih sedikit demi sedikit, lalu secara perlahan-lahan benih dikeluarkan. 
Ikan Lele
Ciri-ciri benih yang baik adalah yang berwarna cerah dan pergerakannya lincah. Untuk padat penebaran yang dianjurkan berkisar 80 – 160 ekor/m2. Tergantung dengan ukuran benih. Sebelum ditebar benih disucihamakan terlebih dahulu dengan direndam pada larutan Kalium Permanat (PK) atau malachite green atau garam dapur selama 1-2 hari. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat penebaran, dilakukan aklimatisasi yaitu dengan cara memasukkan kantong benih ke dalam kolam sehingga air kolam masuk ke wadah benih sedikit demi sedikit, lalu secara perlahan-lahan benih dikeluarkan.
Ikan Mas
Benih yang disebar sekitar 5-7 hari (ukuran1-1,5 cm), jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi, lama pemeliharaan 1 bulan, ukuran benih menjadi 2-3 cm. 

Pemberian Pakan
Jenis pakan yang baik berupa pellet yang mengandung 75% protein. Selain itu juga dapat diberikan pakan tambahan berupa dedak halus, ampas tahu atau bahan makanan lain yang mudah diperoleh. Pemberian pakan per hari harus, yaitu sebanyak 3-5% dari berat tubuh ikan ( Makanan selingan sebaiknya diberikan pada siang hari ). 
Penghematan Pakan
Campur pakan pabrikan dengan pakan alternatif (ampas tahu, dedak, nasi bekas, daun ketela rambat, siput sawah, dll) komposisinya tergantung kadar protein dan kadar lemak pada makanan alternatif. Caranya campurkan 1 kg pakan pabrik dengan 2 sampai 3 kg pakan alternatif tambahkan air secukupnya, aduk menggunakan alat kemudian masukkan adonan dalam penggiling, cetak dan keringkan. Pakan telah siap digunakan (bisa menghemat biaya produksi hingga 40%) 
Pemanenan
Pemanenan dapat dilakukan pada 3-6 bulan pemeliharaan. Hal ini tergantung pada : Kesuburan kolam, Ukuran ikan yang diharapkan, Teknik pemeliharaan. Biasanya untuk ukuran 500-600 gr/ekor pemanenan dapat dilakukan selama kurang lebih 6 bulan pemeliharaan. Pemanenan di kolam dapat dilakukan dengan pengeringan air hingga tersisa di kemalir yang untuk selanjutnya dapat ditangkap dengan diseser. 
Pemasaran
Ikan Nila
Potensi pasar untuk ikan nila masih sangat lebar dengan harga yang cukup terjangkau pasar, mulai dari nila yang stadium bibit sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih sangat memungkinkan dimasuki. Ikan nila ini dapat Anda pasarkan untuk mensuplay ke berbagai kolam pemancingan ikan, pasar-pasar tradisional maupun supermarket, rumah makan, bahkan untuk skala ekspor.
Ikan Lele 
Untuk pemasaran ikan lele pada umumnya peternak lele tidak memasarkan di pasaran, akan tetapi konsumen langsung datang ke peternakan untuk membelinya langsung dari peternak ataupun penjual juga langsung mengambil dari peternakan sehingga peternak tidak repot untuk mamasarkannya. 
Ikan Mas
Pemasaran ikan mas dipasar lokal/ pasar tradisional jarang ada penjual yang memperdagangkan ikan ini secara eceran sebab minat/ pengetahuan masyarakat akan ikan ini yang kurang, oleh sebab itu umumnya peternak ikan mas, menjual ikan ini langsung pada rumah makan/ resto yang memiliki menu ikan mas. Kendala 
Kendala yang dihadapi dalam pembudidayaan ini diantaranya harga ikan dipasaran yang fluktuatif yang disebabkan naik turunnya daya beli masyarakat atau konsumen selain itu juga disebabkan oleh ulah spekulan (tengkulak) yang sengaja menurunkan harga jual ikan sehingga petani terbebani biaya dengan keuntungan yang menurun, selain itu pergantian musim juga mempengaruhi daya kekebalan ikan dari penyakit yang menyebabkan kematian masal terjadi, ulah masyarakat yang dengan sengaja mencuri ikan yang dibudidayakan juga marak terjadi sehingga ikan yang seharusnya dipanen oleh petani menjadi berkuran, dan juga harga beli pakan pabrikan yang terus meroket naik namun tidak diiringi dengan kenaikan harga jual ikan.

Analisa Usaha 
Untuk ikan Nila 
Budidaya dilakukan pada kolam beton ± 32 m2 dengan padat tebar 20 ekor/m2. Feeding rate sebesar 3% dengan masa pemeliharaan 3,5 bulan, mortalitas 20% dan hasil panen ukuran 300 gr perekor. 
Biaya Biaya pakan 3 x @ Rp. 200.000,- = Rp. 600.000,-
Pengadaan bibit ukuran 10 cm = Rp. 100.000,-
Biaya obat (garam non yodium) = Rp. 20.000,-
Pengisian air = Rp. 100.000,-
Pengadaan pakan alternatif = Rp. 100.000,-
Total biaya = Rp. 920.000,-
Hasil panen per kolam (3,5bln) 200 kg x @ Rp. 12.000,- = Rp. 2.400.000,-
Keuntungan untuk 1 kolam(Rp. 2.400.000,- – Rp. 920.000,-) = Rp. 1.480.000,-

Analisa Usaha 
Untuk ikan Lele 
Budidaya dilakukan pada kolam beton ± 32 m2 dengan padat tebar 156 ekor/m2. Feeding rate sebesar 3% dengan masa pemeliharaan 3 bulan, mortalitas 20% dan hasil panen ukuran 300 gr perekor. 
Biaya
Biaya pakan 6 x @ Rp. 200.000,- = Rp. 1.200.000,-
Pengadaan bibit ukuran 3 cm (5000) = Rp. 300.000,-
Biaya obat (garam non yodium) = Rp. 20.000,-
Pengisian air = Rp. 100.000,-
Pengadaan pakan alternatif = Rp. 100.000,-
Total biaya = Rp. 1.720.000,-
Hasil panen per kolam (3,5bln) = 350 kg x @ Rp. 9.500,- = Rp. 3.325.000,-
Keuntungan untuk 1 kolam(Rp. 3.325.000,- – Rp. 1.720.000,-)= Rp. 1.605.000,-

Analisa Usaha 
Untuk ikan mas koki 
Budidaya dilakukan pada kolam beton ± 32 m2 dengan padat tebar 15 - 20 ekor/m2. Feeding rate sebesar 3% dengan masa pemeliharaan 3,5 bulan, mortalitas 20% dan hasil panen ukuran 300 gr perekor. 
Biaya
Biaya pakan 4 x @ Rp. 200.000,- = Rp. 800.000,-
Pengadaan bibit 640 ekor @ Rp. 100,- = Rp. 64.000,-
Biaya obat = Rp. 50.000,- Pengisian air = Rp. 100.000,-
Pengadaan pakan alternatif = Rp. 100.000,-
Total biaya = Rp. 1.114.000,-
Hasil panen per kolam (3,5bln) = 200 kg x @ Rp. 12.000,- = Rp. 2.400.000,-
Keuntungan untuk 1 kolam(Rp. 2.400.000,- – Rp. 1.114.000,-= Rp. 1.286.000,-

METODE PELAKSANAAN 

Metode pelaksanaan penelitian (riset) ini melalui prosedur sebagai berikut : Observasi Pada tahap awal dilakukan observasi di tempat pembudidayaan ikan air tawar Desa Krandegan Rt.15/Rw.03 Kecamatan Kebonsari, Kota Madiun. Konsultasi Hasil observasi dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, Reza Kusuma Setyansyah, sekaligus konsultasi mengenai penyusunan laporan penelitian. Pembuatan Laporan Tahap selanjutnya adalah persiapan pembuatan laporan metode transportasi dengan menggunakan metode NWC sebagai solusi awal, metode MODI dan VAM sebagai optimalisasi. 

ANALISIS DATA 

Dalam pendistribusian ikan air tawar, ikan mas koki, lele, dan ikan nila. Pendistribusian yang dilakukan sekitar tiap 3 sampai 3,5 bulan sekali ke beberapa gudang seperti pasar, rumah makan, bahkan pets shop selain itu juga banyak konsumen yang meabeli langsung ke pabriknya (peternak ikan). Klompok kami hanya meneliti biaya transportasi pada rumah makan yang pengirimannya dilakukan seminggu sekali atau sesuai dengan kebutuhan gudang. Beberapa gudang (rumah makan) sebagai tempat pendistribusian ternak ikan petani desa krandegan Rt.15 Rw.03 kecamatan Kebonsari kabupaten Madiun adalah : 
  1. AW Resto daerah Ketawang, Dolopo 
  2. Tirto Asri daerah Klagen, Singgahan Kec. Kebonsari 
  3. Depot Es Adem daerah Dolopo kab.Madiun











LAMPIRAN FOTO

Foto Tempat Riset
Foto Kegiatan Riset
Foto-foto Gudang

Foto Gudang H (Tirto Asri)
Foto Gudang I (Depot Es Adem)
Foto Gudang J (Aw Resto)








Senin, 30 Januari 2012

(Kembali) dikejar deadline


Berjibaku dengan huruf pada keyboard dan layar laptop dulu masih terasa asing bagiku. Tahun ini (2012) bukan lagi keasingan, melainkan sebuah tantangan. Mengolah kata menjadi baris kalimat congkak atau garang lebih susah dari kalimat "ngapik-ngapik". Apa adanya dalam sebuah tulisan, deadlineku kali ini. Kadang semua yang sudah direncanakan untuk dituangkan dalam lembar-lembar penulisan, tiba-tiba hilang begitu saja. Mulai merasakan efek ganjil dari deadline yang tak kunjung usai. Pikun, salah satunya. Lupa pada apa yang akan dibahas, pada apa yang akan dikemas. Deadline, pembunuh kreativitas. Dibalik semua itu, aku sendiri sedikit sangsi. Disaat deadline, justru aku menulis hal yang tidak penting, tidak ada hubungannya dengan tugas menjadi juru ketik.

Aku menyebutnya kebebasan
disetiap jengkal emosimu, aku terbakar
Aku menyebutnya kebebasan
mengumpat bernada lembut, bak kanker menggerogoti darah
Dan dalam sedih, aku menulis
Kebebasan


Salah satu tulisan yang tak ada hubungannya. Deadline itu kini membunuh lagi. Aku tak bisa bersembunyi, hanya mampu berlari. Semoga musim deadline kali ini, buahnya tak getir.

Minggu, 29 Januari 2012

Wisata Alam, Telaga Sarangan





Sebuah rencana perjalanan semi besar ke arah magetan di hari senin, 16 januari 2012. Perjalanan semi besar yang diikuti kurang lebih 10 pasangan bonceng sepeda motor dari keluarga MATE B/2009 berhasil dilaksanakan. Ada 3 pemberangkatan berbeda tempat, yang sudah disusun jauh-jauh hari demi kenyaman bersama. Memulai perjalanan dengan banyak orang tentu membutuhkan kesabaran yang lebih. Indonesia yang terkenal jam karetnya, ternyata masih berlaku disini, walaupun sudah dikomando untuk lebih bisa prepare dari awal. Tetap menunggu, tetap menggerutu. Tapi sebuah senyum tetap mengembang tatkala disela-sela menunggu. Beberapa teman selalu bisa membawakan suasana hangat, dengan ciri khas mereka. Kini,menunggu bukan masalah tanpa solusi. Berangkat dari madiun (kloter1), tepatnya PO-DO-SE-menuju MA. Berhenti sejenak di salah satu rumah, kawan kami (ketua tingkat)yang merupakan pos(kloter2), yang terletak dipinggir jalan besar maospati, dan tidak terlalu jauh dari terminal (tapi amat jauh dari PO dan dolopo, hehe). Menggunakan toilet serta meneguk air mineral sedikit (5 gelas), membuat semangat meneruskan perjalanan kembali muncul. Disini, dari maospati pemberangkatan kedua dengan masa yang lebih banyak, menuju ke arah magetan. Tidak langsung menuju sasaran, tapi berbelok ke arah pusat kota magetan, alun-alun. Disana,kloter ke-3 telah siap menunggu. Seaampainya di alun-alun, sebuah umpatan kekesalan kami (kloter1) dapat dari kawan di tempat pemberangkatan ke-3. Lagi-lagi masalah waktu, dan lagi-lagi kami minta maaf. Bukan sebuah keluarga jika tidak mampu memberikan senyum disaat amuk angkaranya keluar. Bercerita sedikit, dan hendak memacu kendaraan ke sasaran, tiba-tiba ada kendala terjadi pada salah satu kawan kami. Kunci jok motor ngadat, bensin menipis, alhasil tertahan di pinggir jalan. Segera mengambil keputusan, kami berpisah dengan beberapa rombongan. Kawan yang lain berusaha membantu, dan lainnya tetap meneruskan perjalanan. Dan semua tetap aman terkendali, kawan yang mendapat halangan terbantu sudah, dan siap melanjutkan ke sasaran. Bergabung dengan kawan-kawan yang telah lebih dulu melaju. Melewati pemandangan indah, hijau sepanjang mata memandang. Berkhayal tingkat tinggi, ibarat permadani empuk yang amat nyaman ditiduri. Kuasa Tuhan, tidak ada yang dapat menyangsikannya kawan. Melewati jalanan yang bebas hambatan, tetapi dengan usaha keras dalam mengoper gigi perseneling motor dari 2 ke 1, 1 ke 2 dan menginjak gas kuat-kuat, serta berpegangan erat-erat. Inilah esensinya seni berkendara kawan (hehehe). Jalan yang menanjak, menikung, disertai dingin yang menyerang kulit, membuat semangat semakin membara. Brrr...dingin gila. Melewati telaga kecil, tiba-tiba gas pegunungan (kabut) menyembul keluar, menutupi jarak pandang. Akhirnya sampai juga pada sasaran, telaga sarangan. Kedatangan kami, disambut oleh gerimis yang tidak diundang. Mencari tempat berteduh disepanjang jalan telaga. Disinilah aksi narsis dimulai, entah sejak kapan itu, tiba-tiba flash kamera digital menyala dimana-dimana, dimana ada kamera pasti ada kesempatan bernarsis ria. Kalian amat lucu (hehehe). Tak berapa lama, hujan sedang mulai mengguyur, membuat kami segera meluncur untuk mencari tempat lebih nyaman, dengan makanan dan minuman hangat pastinya. Mulai dari bakso, kopi campuran sampai makanan khas telaga, yakni sate kelinci, mulai disantap. Bercengkrama dengan napas yang hangat dibawah hujan, membuat suasana layaknya ni negeri korea (hehehe). Selesai mengisi perut, kami pun mencari tempat peribadatan. Dhuhur sudah tiba. Merasakan dingin air yang mengalir, udara yang menusuk kulit serta membekukan bibir, semua kami terima dengan ikhlas. Karena inilah kami disini, menikmatinya. Berbelanja ala kadarnya seperti sandang, dan sayur-mayur menjadi agenda terakhir kami pada wisata alam kali ini. Tetapi hujan deras menghalau sejenak pikiran kami untuk turun dari lereng tempat telaga sarangan bermanja. Setelah dirasa hujan cukup reda, kami bergegas turun menuju kota magetan. Persiapan, seperti jas hujan sudah kami kenakkan untuk mengantisipasi. Sayangnya ada dari kawan kami yang lupa membawa perlengkapan jitu itu. Alhasil, mandilah mereka dengan air langit yang amat deras mengguyur. Tak apa kawan, kami mersakan ngilunya bibirmu akibat kedinginan itu. Sesampai di magetan-maospati udara semakin hangat, hujab juga mulai mereda. Dan disinikah kami berpisah, mencari jalan pulang masing-masing. Ada yang sebagian menunggu di rumah kawan kami (ketua tingkat). Madiun, ternyata basah (hujan). Dari mulai basah-kering-basah lagi, perjalanan hari itu sungguh mengena. Tapi, semoga kehangatan kebersamaan yang terjalin dapat dirasakan dengan nyaman. Inilah perjalanan kami (MATE B/2009), mana perjalananmu??