"SUGENG RAWUH"
...Selamat datang, semoga catatan ini menginspirasi Anda

Minggu, 11 September 2011

Kau Masih Sahabatku


Teruntuk sahabat terindahku,

Kamu baik dan terdiam diantara yang lain

Dimulai tahun 2004, aku sedikit mengenalmu, kita tidak terlalu berdekatan, hanya sekilas lihat-lihatan, tapi di masa SMA, saat itu kelas 2 SMA, aku mulai bisa melihat keadaanmu meskipun itu masih terlihat samar untukku, dan kau pun bisa melihat caraku berteman denganmu dan dengan teman yang lainnya.
Saat itu, kita yang hanya mempunyai otak encer tapi tak secemerlang para petinggi kelas kita, dan karena itu pula kita semakin dekat, karena persamaan kita.
Aku tau, perbedaan kita akan fisik, psikis dan kepribadian jauh sangat. Namun, inilah faktor utama, kita berteman, sahabatku.
Setelah lulus SMA pun kita masih keep contact karena kita berada dalam satu kota yang sama, itu akan sangat mudah untuk bertemu, walau dulu aku sempat meninggalkanmu di kota ini, dan selama hampir dua tahun, kita tak bertemu, tapi aku ingat jalinan cerita kita masih tersambung dengan informasi tercanggih saat itu, telepon dan sms.
Saat aku pindah rumah, dan kembali ke kota ini, kau pun masih sering mampir kerumahku meski sekadar duduk dan melepas penat karena pkerjaanmu, dan keseringan aku juga yang merepotkanmu, mengharuskan kau datang kerumahku.
Masih terdengar jelas di kuping tebalku, dan teringat jelas apa yang terucap oleh suara sumbang yang berasal dari nomer teleponmu. Aku kecewa, suara itu atau karena itu bukan suaramu seperti mencekikku, kenapa bukan kau yang berucap, menjelaskan apa adanya, membeberkan berita bahagiamu, dan kau juga boleh berbicara gamblang atas hatimu padaku, tapi kenapa mesti suara orang lain yang kudengar, yang amat asing.
Maafkan aku, sahabatku, kau mesti paham akan sikapku, yang cenderung berbicara seadanya, tak dikurangi dan terlalu sering ditambah, kau tahu itu. Tapi aku bukan orang yang dengan sengaja, bilang semua tentang dirimu atau diri lain dari para sahabatku, aku tidak begitu.
Mungkin aku cerewet, ember bocor, panci borot atau apalah sesukamu, untuk sahabatku aku sangat tahu apa yang boleh diutarakan, diberitakan, dan apa yang haram untuk diperbincangkan.
Apa kau lupa akan hal itu?
Memang aku akui kita tak lagi intens seperti dulu, kau punya dunia kerja dengan berbagai kegiatan yang menyita waktu, dan aku sebagai pengacara (pengangguran banyak acara), kita tak lagi bertemu untuk sekedar makan baksonya pak Lan, seperti dulu, cerita tentang kerjaanmu dan kuliahku.
Itu sudah tidak kita nikmati mulai dua tahun kemarin. Entah apa yang membuatmu berpikir bahwa aku tak lagi bisa menjadi tempatmu berkeluh kesah dan tertawa lebar.
Apa karena aku berteman dengan mantan pacarmu itu?
Jangan salah sangka sahabat terbaikku, aku sahabatmu, dia (mantammu) temanku, tak pernah sedikit pun aku berbicara dengan mantanmu tentang hidupmu yang kau utarakan padaku, tidak bukan itu, kami hanya berteman tanpa aku mau merelakanmu untuk pergi dariku dengan berbicara ngawur tentangmu.
Kau masih sahabatku, sampai kapanpun itu.
Aku ingin tidak ada sekat lagi bagi kita untuk berbagi.
Setidaknya aku sangat bahagia kini, kau telah menemukan pendamping, semoga segala urusanmu lancar, dan dapat membina keluarga yang diridhai Allah SWT.
Dan hingga saat ini, hanya doa yang mampu aku persembahkan untukmu.
Aku menyayangimu,
Kau masih sahabatku, sampai kapanpun itu

Koordinasi Pendidikan dan Lingkungan Hidup

Suatu proses pendidikan pada dasarnya menekankan pembelajaran yang memberikan pandangan kreatif terhadap anak didik sehingga mampu mengolah hasil dari kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaannya, pendidikan yang ada di masa sekarang hanya terpaku pada suatu objek yang dapat digunakan untuk membantu mencari informasi, mampu beradaptasi dengan teknologi, dan proses belajar yang monoton (pembelajaran di dalam kelas). Tetapi dengan pembelajaran seperti di atas, hanya dapat mengembangkan sikap berpikir tanpa mampu melihat secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Perlu adanya suatu wawasan untuk menunjang pendidikan agar lebih dapat menanamkan arti pendidikan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan mahkluk hidup di sekitarnya. Tidak berlebihan jika pendidikan yang telah ada di masyarakat merupakan suatu hasil dari lingkungan sekitar. Dengan adanya pemakaian peralatan sekolah yang berasal dari kayu atau pohon, seperti papan tulis, kertas, meja kursi dan alat bantu belajar. Ini membuktikan lingkungan bukan hanya sebagai dasar pembelajaran yang ada, tetapi lingkungan juga telah melebur dalam proses ilmu pengetahuan itu sendiri. Dengan lebih menekankan hal di atas, sekarang dapat kita ketahui adanya pendidikan lingkungan hidup (PLH) di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan umum sebagai suatu mata pelajaran dalam kurikulum yang ada. Adapun hal lain yang membantu pendidikan berwawasan lingkungan dapat diserap dengan baik oleh peserta didik, misalnya dalam proses pembelajaran, pendidik harus lebih memperhatikan koordinasi antara ilmu yang diberikan dan kenyataan di lapangan. Setidaknya pendidik lebih kreatif dalam menimbulkan ledakan-ledakan dalam proses pembelajaran yang ada, sehingga peserta didik mampu menangkap pembelajaran dengan lebih interaktif. Proses pembelajaran tidak hanya di dalam kelas semata, pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang memberikan pandangan berbeda, mampu berkomunikasi antara ilmu dengan hasil nyata serta dapat mengembangkan kreativitas para peserta didik. Pembelajaran sains misalnya bagaimana gaya gravitasi bumi mampu bekerja pada pohon apel?, dengan mengadakan penelitian secara langsung terhadap objek yang bersangkutan (pohon apel), peserta didik diharapkan mampu mengembangkan imajinasi yang ada dalam teks book dengan keadaan nyata, sehingga dapat menggetarkan insting ilmuwan dari peserta didik. Dalam sastra juga dapat terjadi, misalnya bagaimana mengubah puisi bertema laut menjadi prosa?, dengan mengajak peserta didik kembali ke alam, melihat keadaan laut secara nyata akan membangkitkan semangat para peserta didik. Lingkungan dan pendidikan pada dasarnya suatu keterikatan yang jika hanya menitikberatkan pada satu objek, akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam pola brpikir peserta didik. Banyak pemerhati yang telah menangkap ketimpangan tersebut dengan berbagai macam cara untuk dapat mengantisipasinya, salah satunya dengan adanya sekolah alam (kegitan outbound dan pendidikan dilakukan di alam terbuka), ini akan menciptakan skill-skill baru peserta didik seperti leadership, teamwork, menghormati sesama, menyayangi alam sekitar dan banyak lagi. (Eka)

Naulita Trysana Oktaviani

"hua hua hua, hu hu hu", Disetiap paginya terbangun karena suara tangisan yang amat menderu, sudah seperti jam weker jempolan. Belum membuka mata terlalu lebar, suara tangisan itu kian kencang. Dan aku berteriak, "aku sudah bangun, matikan jam wekernya!!!". Semprull, ada saja polah tingkah adikku yang membuat ibu geregetan. Pagi-pagi ngompol lah, langsung main kerumah tetangga padahal masih banyak tahi mata yang bergantung, belum lagi kalo waktu mandi pasti ada aja keusilannya yang buatku tak kuat menahan amarah. Semua di pagi hari amat sibuk, mempersiapkan kebutuhan masing-masing, berangkat ke kantor, kuliah, sekolah, namun adikku yang TK 0 kecil itu tetap saja termenung disudut ruang tamu, berpuluh-puluh airmata masih terlihat di pipi kecilnya. Mewek, kerjaan yang dilakukan tiap mata melek. Hari ini saja, jika dihitung dengan jari tangan, sudah melebihi batas, adikku menangis 15 kali sehari. Kalau ini sebuah undian berhadiah, sungguh menarik hati, tapi ini tangisan pilu, yang ada menyayat hati. Umurnya terhitung 4 tahun dari 2006 lalu, badannya tidak terlalu besar, kecil malah, tapi tingginnya boleh diadu, yang paling bandel ya keusilannya pada kakak-kakaknya. Selalu bikin marah meledak, membuat tangan selalu mendarat di bagian tubuhnya,,,habis kesel banget. Tidak sebatas itu, memang sih anak-anak pada umur 4 tahun dan masih dalam tahap praoperasional konkrit sukanya meniru, apa saja ditirunya, yang baik dan jelek sekalipun. Dalam peniruan yang dia lakukan ada hal-hal yang amat mengejutkan, dia hafal beberapa slogan iklan dan memperagakan model-model iklan cuma dia gak dapat honorarium dari iklan yang ditirukan, hehe. Ada satu hal lagi, dia sulit banget kalau disuruh makan, ada aja alasannya untuk tidak mau melahap makanan yang paling enak menurutku. "Ini anak, sukanya makan apa yah?", makan angin kali, dia betah gak makan sampai dua-tiga hari, tapi tetap kebutuhan akan susu masih terus di dopping, ya itulah cuma susu yang bisa masuk sebagai asupan sehari-hari. Itu pula yang membuat ibuku uring-uringan, semua makanan gak pernah masuk, tapi kalau pas aku kebagian yang menyuapinya akan aku tangani dengan caraku, mengunci pintu, duduk didepannya, dan bertanya "dik, mau ikut ke Alfamart gak? nanti beli ice krim, tapi sekarang makan dulu yah? janji, oke". "Oke, beli yang banyak ya mbak". "Sipp"