"SUGENG RAWUH"
...Selamat datang, semoga catatan ini menginspirasi Anda

Minggu, 11 September 2011

Naulita Trysana Oktaviani

"hua hua hua, hu hu hu", Disetiap paginya terbangun karena suara tangisan yang amat menderu, sudah seperti jam weker jempolan. Belum membuka mata terlalu lebar, suara tangisan itu kian kencang. Dan aku berteriak, "aku sudah bangun, matikan jam wekernya!!!". Semprull, ada saja polah tingkah adikku yang membuat ibu geregetan. Pagi-pagi ngompol lah, langsung main kerumah tetangga padahal masih banyak tahi mata yang bergantung, belum lagi kalo waktu mandi pasti ada aja keusilannya yang buatku tak kuat menahan amarah. Semua di pagi hari amat sibuk, mempersiapkan kebutuhan masing-masing, berangkat ke kantor, kuliah, sekolah, namun adikku yang TK 0 kecil itu tetap saja termenung disudut ruang tamu, berpuluh-puluh airmata masih terlihat di pipi kecilnya. Mewek, kerjaan yang dilakukan tiap mata melek. Hari ini saja, jika dihitung dengan jari tangan, sudah melebihi batas, adikku menangis 15 kali sehari. Kalau ini sebuah undian berhadiah, sungguh menarik hati, tapi ini tangisan pilu, yang ada menyayat hati. Umurnya terhitung 4 tahun dari 2006 lalu, badannya tidak terlalu besar, kecil malah, tapi tingginnya boleh diadu, yang paling bandel ya keusilannya pada kakak-kakaknya. Selalu bikin marah meledak, membuat tangan selalu mendarat di bagian tubuhnya,,,habis kesel banget. Tidak sebatas itu, memang sih anak-anak pada umur 4 tahun dan masih dalam tahap praoperasional konkrit sukanya meniru, apa saja ditirunya, yang baik dan jelek sekalipun. Dalam peniruan yang dia lakukan ada hal-hal yang amat mengejutkan, dia hafal beberapa slogan iklan dan memperagakan model-model iklan cuma dia gak dapat honorarium dari iklan yang ditirukan, hehe. Ada satu hal lagi, dia sulit banget kalau disuruh makan, ada aja alasannya untuk tidak mau melahap makanan yang paling enak menurutku. "Ini anak, sukanya makan apa yah?", makan angin kali, dia betah gak makan sampai dua-tiga hari, tapi tetap kebutuhan akan susu masih terus di dopping, ya itulah cuma susu yang bisa masuk sebagai asupan sehari-hari. Itu pula yang membuat ibuku uring-uringan, semua makanan gak pernah masuk, tapi kalau pas aku kebagian yang menyuapinya akan aku tangani dengan caraku, mengunci pintu, duduk didepannya, dan bertanya "dik, mau ikut ke Alfamart gak? nanti beli ice krim, tapi sekarang makan dulu yah? janji, oke". "Oke, beli yang banyak ya mbak". "Sipp"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar