"SUGENG RAWUH"
...Selamat datang, semoga catatan ini menginspirasi Anda

Senin, 30 Januari 2012

(Kembali) dikejar deadline


Berjibaku dengan huruf pada keyboard dan layar laptop dulu masih terasa asing bagiku. Tahun ini (2012) bukan lagi keasingan, melainkan sebuah tantangan. Mengolah kata menjadi baris kalimat congkak atau garang lebih susah dari kalimat "ngapik-ngapik". Apa adanya dalam sebuah tulisan, deadlineku kali ini. Kadang semua yang sudah direncanakan untuk dituangkan dalam lembar-lembar penulisan, tiba-tiba hilang begitu saja. Mulai merasakan efek ganjil dari deadline yang tak kunjung usai. Pikun, salah satunya. Lupa pada apa yang akan dibahas, pada apa yang akan dikemas. Deadline, pembunuh kreativitas. Dibalik semua itu, aku sendiri sedikit sangsi. Disaat deadline, justru aku menulis hal yang tidak penting, tidak ada hubungannya dengan tugas menjadi juru ketik.

Aku menyebutnya kebebasan
disetiap jengkal emosimu, aku terbakar
Aku menyebutnya kebebasan
mengumpat bernada lembut, bak kanker menggerogoti darah
Dan dalam sedih, aku menulis
Kebebasan


Salah satu tulisan yang tak ada hubungannya. Deadline itu kini membunuh lagi. Aku tak bisa bersembunyi, hanya mampu berlari. Semoga musim deadline kali ini, buahnya tak getir.

Minggu, 29 Januari 2012

Wisata Alam, Telaga Sarangan





Sebuah rencana perjalanan semi besar ke arah magetan di hari senin, 16 januari 2012. Perjalanan semi besar yang diikuti kurang lebih 10 pasangan bonceng sepeda motor dari keluarga MATE B/2009 berhasil dilaksanakan. Ada 3 pemberangkatan berbeda tempat, yang sudah disusun jauh-jauh hari demi kenyaman bersama. Memulai perjalanan dengan banyak orang tentu membutuhkan kesabaran yang lebih. Indonesia yang terkenal jam karetnya, ternyata masih berlaku disini, walaupun sudah dikomando untuk lebih bisa prepare dari awal. Tetap menunggu, tetap menggerutu. Tapi sebuah senyum tetap mengembang tatkala disela-sela menunggu. Beberapa teman selalu bisa membawakan suasana hangat, dengan ciri khas mereka. Kini,menunggu bukan masalah tanpa solusi. Berangkat dari madiun (kloter1), tepatnya PO-DO-SE-menuju MA. Berhenti sejenak di salah satu rumah, kawan kami (ketua tingkat)yang merupakan pos(kloter2), yang terletak dipinggir jalan besar maospati, dan tidak terlalu jauh dari terminal (tapi amat jauh dari PO dan dolopo, hehe). Menggunakan toilet serta meneguk air mineral sedikit (5 gelas), membuat semangat meneruskan perjalanan kembali muncul. Disini, dari maospati pemberangkatan kedua dengan masa yang lebih banyak, menuju ke arah magetan. Tidak langsung menuju sasaran, tapi berbelok ke arah pusat kota magetan, alun-alun. Disana,kloter ke-3 telah siap menunggu. Seaampainya di alun-alun, sebuah umpatan kekesalan kami (kloter1) dapat dari kawan di tempat pemberangkatan ke-3. Lagi-lagi masalah waktu, dan lagi-lagi kami minta maaf. Bukan sebuah keluarga jika tidak mampu memberikan senyum disaat amuk angkaranya keluar. Bercerita sedikit, dan hendak memacu kendaraan ke sasaran, tiba-tiba ada kendala terjadi pada salah satu kawan kami. Kunci jok motor ngadat, bensin menipis, alhasil tertahan di pinggir jalan. Segera mengambil keputusan, kami berpisah dengan beberapa rombongan. Kawan yang lain berusaha membantu, dan lainnya tetap meneruskan perjalanan. Dan semua tetap aman terkendali, kawan yang mendapat halangan terbantu sudah, dan siap melanjutkan ke sasaran. Bergabung dengan kawan-kawan yang telah lebih dulu melaju. Melewati pemandangan indah, hijau sepanjang mata memandang. Berkhayal tingkat tinggi, ibarat permadani empuk yang amat nyaman ditiduri. Kuasa Tuhan, tidak ada yang dapat menyangsikannya kawan. Melewati jalanan yang bebas hambatan, tetapi dengan usaha keras dalam mengoper gigi perseneling motor dari 2 ke 1, 1 ke 2 dan menginjak gas kuat-kuat, serta berpegangan erat-erat. Inilah esensinya seni berkendara kawan (hehehe). Jalan yang menanjak, menikung, disertai dingin yang menyerang kulit, membuat semangat semakin membara. Brrr...dingin gila. Melewati telaga kecil, tiba-tiba gas pegunungan (kabut) menyembul keluar, menutupi jarak pandang. Akhirnya sampai juga pada sasaran, telaga sarangan. Kedatangan kami, disambut oleh gerimis yang tidak diundang. Mencari tempat berteduh disepanjang jalan telaga. Disinilah aksi narsis dimulai, entah sejak kapan itu, tiba-tiba flash kamera digital menyala dimana-dimana, dimana ada kamera pasti ada kesempatan bernarsis ria. Kalian amat lucu (hehehe). Tak berapa lama, hujan sedang mulai mengguyur, membuat kami segera meluncur untuk mencari tempat lebih nyaman, dengan makanan dan minuman hangat pastinya. Mulai dari bakso, kopi campuran sampai makanan khas telaga, yakni sate kelinci, mulai disantap. Bercengkrama dengan napas yang hangat dibawah hujan, membuat suasana layaknya ni negeri korea (hehehe). Selesai mengisi perut, kami pun mencari tempat peribadatan. Dhuhur sudah tiba. Merasakan dingin air yang mengalir, udara yang menusuk kulit serta membekukan bibir, semua kami terima dengan ikhlas. Karena inilah kami disini, menikmatinya. Berbelanja ala kadarnya seperti sandang, dan sayur-mayur menjadi agenda terakhir kami pada wisata alam kali ini. Tetapi hujan deras menghalau sejenak pikiran kami untuk turun dari lereng tempat telaga sarangan bermanja. Setelah dirasa hujan cukup reda, kami bergegas turun menuju kota magetan. Persiapan, seperti jas hujan sudah kami kenakkan untuk mengantisipasi. Sayangnya ada dari kawan kami yang lupa membawa perlengkapan jitu itu. Alhasil, mandilah mereka dengan air langit yang amat deras mengguyur. Tak apa kawan, kami mersakan ngilunya bibirmu akibat kedinginan itu. Sesampai di magetan-maospati udara semakin hangat, hujab juga mulai mereda. Dan disinikah kami berpisah, mencari jalan pulang masing-masing. Ada yang sebagian menunggu di rumah kawan kami (ketua tingkat). Madiun, ternyata basah (hujan). Dari mulai basah-kering-basah lagi, perjalanan hari itu sungguh mengena. Tapi, semoga kehangatan kebersamaan yang terjalin dapat dirasakan dengan nyaman. Inilah perjalanan kami (MATE B/2009), mana perjalananmu??